Kamis, 30 Juli 2009

Hari Kemerdekaan

Alhamdulillah, beberapa hari kedepan kita akan kembali merayakan Hari kemerdekaan kita. Suka atau tidak harus kita akui bahwa, sekarang bangsa kita terus bergerak maju menyongsong masa depan. Namun harus diakui masih banyak diantara kita bangsa Indonesia, belum merasakan nikmat kemerdekaan sebagaimana sebagian yang lain. Dalam bidang pendidkan walaupun pemerintah telah mengadakan banyak terobosan untuk meningkatkan kecerdasan bangsa ini, namun kita masih melihat banyak hal yang harus menjadi perhatian. Kebijaksanaan dibidang pendidikan yang tidak mendidik masih ditemui disana sini. Salah satunya adalah pelaksanaan Ujian Nasional. Ada beberapa alasan menyangkut ujian Nasinal yang dirasa mengganjal.
1. Bertentangan dengan pandangan pedagogik. Pada dasarnya manusia memiliki minat dan bakat yang berbeda. Sehingga sangat sulit untuk mendidik siswa dalam semua bidang ilmu pengetahuan. Ini terbukti siswa yang konsen dalam satu bidang bayak yang tidak berhasil lulus dalam ujian nasional, misal kita melihat siswa yang menjuarai olimpiade Fisika tidaklulus ujian nasional. kalaupun kita dapat membuat siswa unggul dalam semua bidang, kita tidak mendapatkan orang dengan spesialisasi tertentu, yang kita hasilkan adalah orang dengan kemampuan general, dan sulit untuk menciptakan para ahli, sehingga hasilnya adalah orang yang hanya pintar berbicara. Tentunya kondisi ini membuat bangsa kita sulit bersaing dalam bidang yang membutuhkan spesifikasi sejak dini.
2. Menghancurkan sendi-sendi moral. Kita mengetahui begitu banyak pihak yang berkepentingan dengan angka kelulusan. Mulai dari orang tua, guru mata pelajaran, Kepala sekolah, Kepala Dinas dan para pejabat yang berada diatasnya sehingga terlihat para stake holder dunia pendidikan ini menutup mata akan kecurangan yang terjadi pada ujian nasinal. Lembaga bimbingan belajarpun turut berkepentingan, siswa akan memilih lembaga bimbingan belajar yang mampu memberikan "bocoran Ujian Nasional" . Suasana ujian diklaspun terlihat santai, karena para pengawaspun yang notabene seorang guru juga, walaupun berasal dari sekolah yang berbeda mengerti bahwa siswa harus dibantu agar dapat lulus, minamal membiarkan siswa yang melakukan kecurangan, karena memang mereka sudah dipesan oleh sekolah tuan rumah untuk menganggap siswa sendiri. Kondisi ini tentunya berakibat siswa merasa semua pura-pura dan semua bisa diajak bejerjasama. Banyak siswa sudah tidak belajar lagi menjelang ujian nasional karena mereka percaya pada saatnya akan ada "pertolongan". Kenapa pemerintah menutup mata dengan kondisi ini.
BAnayak alasan lain,

Tidak ada komentar:

Posting Komentar