Senin, 25 Juli 2011

SATYA WIYATAMA: PRINSIP PRINSIP DASAR PENDIDIKAN ABAD 21

SATYA WIYATAMA: PRINSIP PRINSIP DASAR PENDIDIKAN ABAD 21

GURU INDONESIA YANG PROFESIONAL

Apabila guru di Indonesia telah memenuhi standar profesional guru sebagaimana yang berlaku di Amerika Serikat maka kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia semakin baik. Selain memiliki standar profesional guru sebagaimana uraian di atas, di Amerika Serikat sebagaimana diuraikan dalam jurnal Educational Leadership 1993 (dalam Supriadi 1998) dijelaskan bahwa untuk menjadi profesional seorang guru dituntut untuk memiliki lima hal:
(1) Guru mempunyai komitmen pada siswa dan proses belajarnya,
(2) Guru menguasai secara mendalam bahan/mata pelajaran yang diajarkannya serta cara mengajarnya kepada siswa,
(3) Guru bertanggung jawab memantau hasil belajar siswa melalui berbagai cara evaluasi,
(4) Guru mampu berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya dan belajar dari pengalamannya,
(5) Guru seyogyanya merupakan bagian dari masyarakat belajar dalam lingkungan profesinya.

Arifin (2000) mengemukakan guru Indonesia yang profesional dipersyaratkan mempunyai;
(1) dasar ilmu yang kuat sebagai pengejawantahan terhadap masyarakat teknologi dan masyarakat ilmu pengetahuan di abad 21;
(2) penguasaan kiat-kiat profesi berdasarkan riset dan praksis pendidikan yaitu ilmu pendidikan sebagai ilmu praksis bukan hanya merupakan konsep-konsep belaka. Pendidikan merupakan proses yang terjadi di lapangan dan bersifat ilmiah, serta riset pendidikan hendaknya diarahkan pada praksis pendidikan masyarakat Indonesia;
(3) pengembangan kemampuan profesional berkesinambungan, profesi guru merupakan profesi yang berkembang terus menerus dan berkesinambungan antara LPTK dengan praktek pendidikan. Kekerdilan profesi guru dan ilmu pendidikan disebabkan terputusnya program pre-service dan in-service karena pertimbangan birokratis yang kaku atau manajemen pendidikan yang lemah.

Dengan adanya persyaratan profesionalisme guru ini, perlu adanya paradigma baru untuk melahirkan profil guru Indonesia yang profesional di abad 21 yaitu;
(1) memiliki kepribadian yang matang dan berkembang;
(2) penguasaan ilmu yang kuat;
(3) keterampilan untuk membangkitkan peserta didik kepada sains dan teknologi; dan
(4) pengembangan profesi secara berkesinambungan. Keempat aspek tersebut merupakan satu kesatuan utuh yang tidak dapat dipisahkan dan ditambah dengan usaha lain yang ikut mempengaruhi perkembangan profesi guru yang profesional.

Dimensi lain dari pola pembinaan profesi guru adalah
(1) hubungan erat antara perguruan tinggi dengan pembinaan SLTA;
(2) meningkatkan bentuk rekrutmen calon guru;
(3) program penataran yang dikaitkan dengan praktik lapangan;
(4) meningkatkan mutu pendidikan calon pendidik;
(5) pelaksanaan supervisi;
(6) peningkatan mutu manajemen pendidikan berdasarkan Total Quality Management (TQM);
(7) melibatkan peran serta masyarakat berdasarkan konsep linc and match;
(8) pemberdayaan buku teks dan alat-alat pendidikan penunjang;
(9) pengakuan masyarakat terhadap profesi guru;
(10) perlunya pengukuhan program Akta Mengajar melalui peraturan perundangan; dan
(11) kompetisi profesional yang positif dengan pemberian kesejahteraan yang layak.

Apabila syarat-syarat profesionalisme guru di atas itu terpenuhi akan mengubah peran guru yang tadinya pasif menjadi guru yang kreatif dan dinamis. Hal ini sejalan dengan pendapat Semiawan (1991) bahwa pemenuhan persyaratan guru profesional akan mengubah peran guru yang semula sebagai orator yang verbalistis menjadi berkekuatan dinamis dalam menciptakan suatu suasana dan lingkungan belajar yang invitation learning environment.

PENDIDIKAN ABAD 21

Pendidikan di abad pengetahuan menuntut adanya manajemen pendidikan yang modern dan profesional dengan bernuansa pendidikan. Lembaga-lembaga pendidikan diharapkan mampu mewujudkan peranannya secara efektif dengan keunggulan dalam kepemimpinan, staf, proses belajar mengajar, pengembangan staf, kurikulum, tujuan dan harapan, iklim sekolah, penilaian diri, komunikasi, dan keterlibatan orang tua/masyarakat. Tidak kalah pentingnya adalah sosok penampilan guru yang ditandai dengan keunggulan dalam nasionalisme dan jiwa juang, keimanan dan ketakwaan, penguasaan iptek, etos kerja dan disiplin, profesionalisme, kerjasama dan belajar dengan berbagai disiplin, wawasan masa depan, kepastian karir, dan kesejahteraan lahir batin. Pendidikan mempunyai peranan yang amat strategis untuk mempersiapkan generasi muda yang memiliki keberdayaan dan kecerdasan emosional yang tinggi dan menguasai megaskills yang mantap. Untuk itu, lembaga penidikan dalam berbagai jenis dan jenjang memerlukan pencerahan dan pemberdayaan dalam berbagai aspeknya.

Menurut Makagiansar (1996) memasuki abad 21 pendidikan akan mengalami pergeseran perubahan paradigma yang meliputi pergeseran paradigma:
(1) dari belajar terminal ke belajar sepanjang hayat,
(2) dari belajar berfokus penguasaan pengetahuan ke belajar holistic,
(3) dari citra hubungan guru-murid yang bersifat konfrontatif ke citra hubungan kemitraan,
(4) dari pengajar yang menekankan pengetahuan skolastik (akademik) ke penekanan keseimbangan fokus pendidikan nilai,
(5) dari kampanye melawan buta aksara ke kampanye melawan buat teknologi, budaya, dan komputer,
(6) dari penampilan guru yang terisolasi ke penampilan dalam tim kerja,
(7) dari konsentrasi eksklusif pada kompetisi ke orientasi kerja sama.
Dengan memperhatikan pendapat ahli tersebut nampak bahwa pendidikan dihadapkan pada tantangan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dalam menghadapi berbagai tantangan dan tuntutan yang bersifat kompetitif.

CONTOH KEGIATAN EKSPLORASI, ELABORASI DAN KONFIRMASI GURU DAN SISWA DALAM KEGIATAN INTI PEMBELAJARAN

1. EKSPLORASI
(sesuaikan dengan masing-masing mata pelajaran)
Siswa
- Membentuk kelompok kecil dan bersama teman sekelompoknya menelusuri informasi yang mereka butuhkan dan merumuskan masalah
- menggali informasi dengan membaca, berdikusi, atau percobaan
- mengamati objek di lapangan dan labolatorium.
- mengumpulkan dan mengolah data
- mengembangkan hasil penelusuran informasi dalam bentuk grafik, tabel, diagram
- Mendengarkan dialog tentang ungkapan melalui ucapan guru atau media electronik seperti CD, Podcast, atau MP3 .
- Mengidentifikasi kosakata sulit yang terkait dengan ungkapan meminta dan memberi barang dan jasa. Contoh: tentang pemakaian noun, verb, personal pronoun, gambits dan adverbs.
- Menemukan jenis kalimat yang dipakai dalam ungkapan meminta dan memberi barang dan jasa ( Imperative dan request sentence
- Mencari pengetian tentang sesuatu
- Mencari rumus sendiri tentang perhitungan sesuatu

Guru
- menggunakan berbagai pendekatan dan media
- memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik, peserta didik dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar
- melibatkan peserta didik secara aktif
- Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang topik/tema materi yang dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber
- Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain
- Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya
- Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran
- Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio, atau lapangan

2. ELABORASI
Kegiatan guru dan siswa dalam siklus elaborasi adalah
Siswa
- melaporkan hasil eksplorasi secara lisan atau tertulis, baik secara individu maupun kelompok
- menanggapi laporan atau pendapat teman
- mengajukan argumentasi dengan santun
- mendiskusikan dan mengadakan Tanya jawab
- menganalisis kekuatan atau kelemahan argument
- menyimpulkan bersama, dan menyusun laporan atau tulisan,
- mempresentasikan hasil temuannya untuk dibahas
- Peserta didik mengerjakan 3 soal yang diberikan guru.

Guru
- memfasilitasi peserta didik untuk berpikir kritis, menganalisis, meemcahkan masalah, bertindak tanpa rasa takut
- Memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis
- memfasilitasi peserta didik untuk berkompetisi secara sehat dan jujur
- Guru melihat pekerjaan siswa dan memberikan bimbingan bagi yang mengalami kesulitan.
- Guru membahas soal yang dianggap sulit
- Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok
- Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festival, serta produk yang dihasilkan
- Membahas ungkapan yang telah ditemukan siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran.
- Merespon kalimat-kalimat yang diucapkan dengan menirukan kembali.
- Menjawab pertanyaan tentang isi ungkapan tentang sesuatu hal melalui ungkapan yang diucapkan guru atau melalui media.
- Mengarahkan proses diskusi siswa agar perdebatan mengarah pada materi pembelajaran
3. KONFIRMASI
Siswa
- melakukan refleksi terhadap pengalaman belajarnya
- mengkonfirmasikan terhadap unsur-unsur yang dapat meningkatkan kejelasan atas kebenaran suatu informasi
- melakukan uji kesahihan apakah informasi yang dijadikan landasan kesimpulan itu benar-benar kuat
- mengadakan Tanya jawab dengan guru untuk menghilangkan keraguan tentang suatu konsep
- menuliskan rangkuman materi tentang suatu hal
- menggunakan teori/ konsep yang telah diterima untuk diterapkan pada kehidupan nyata
Guru
- memberi umpan balik positif kepada peserta didik dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik
- memberi konfirmasi melalui berbagai sumber terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi
- berperan sebagai narasumber dan fasilitator untuk menjelaskan pertanyaan dari siswa
- memberi acuan agar peserta didik melakukan pengecekan hasil ekplorasi
- Memfasilitasi peserta didik untuk lebih jauh/dalam/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap

Sumber: http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2091308-contoh-kegiatan-inti-eksplorasi-elaborasi/#ixzz1T7bMCkuM